ada jeda, ada celoteh….

Category Archives: catatan

Pagi tampak bergeliat seiring volume kendaraan di bunderan Komsen makin meningkat. Sebuah mobil hitam Daihatsu Zebra parkir di pinggir jalan menjelang pintu masuk tol Jatiasih. Sesekali pengemudinya melongokkan kepala keluar sembari tersenyum ramah ketika beberapa orang berbaju rapi menaiki mobilnya. Seorang pria paruh baya, sebut saja Tam pemilik kendaraan berplat nomor B itu, sudah dua tahun terakhir telah mengalihfungsikan kendaraan pribadinya menjadi fasilitas bersama.

Berawal dari pertemuannya dengan beberapa penumpang lain semasa masih menjadi penumpang setia bus Agra jurusan Jatiasih – Veteran, ditambah kerap kali terpaksa berdiri bergelantungan di bus demi bisa sampai kantor tepat waktu karena jumlah bus dan kapasitas tempat duduk tidak pernah cukup memenuhi jumlah antrian penumpang, terbersit niat Tam untuk membawa mobil ke kantor dengan mengajak beberapa teman sesama penumpang bus yang sudah dikenalnya untuk ikut berangkat bersama. Bagi laki-laki yang bekerja sebagai karyawan sebuah bank swasta itu, dengan berangkat bersama-sama tidak hanya memangkas ongkos dan waktu perjalanan dibandingkan naik kendaraan umum, juga akan meningkatkan kedisiplinan bagi dirinya dan penumpangnya untuk siap di lokasi kumpul tepat waktu, saling bertukar pikiran dalam perjalanan sehingga dapat melewati kemacetan tanpa terasa, serta dapat menambah kenalan. Pelanggannya saat ini berjumlah delapan orang, rata- rata adalah karyawan karyawati yang bekerja di kawasan Pondok Indah, searah dengan rute perjalanan Tam.

“Lebih enak sebenarnya naik kendaraan umum dengan catatan transportasi umum itu mampu memenuhi kebutuhan kita untuk sampai di kantor tepat waktu. Ternyata saya belum mendapatkan itu sehingga terpaksa kembali membawa mobil pribadi. Ada banyak mobil yang akan menuju suatu lokasi dengan penumpang hanya satu atau dua, kenapa tidak bergabung saja bersama-sama? Kesampingkan ego, saling menciptakan rasa aman dan nyaman, saling membantu, itu kuncinya kelompok nebeng kami masih solid sampai sekarang,” jelas Tam.

Menurut As – salah satu penumpang Tam, dia merasa sangat terbantu semenjak bergabung sebagai pelanggan tetap mobil Tam. As tidak perlu lagi berdesak-desakan dan naik turun angkutan seperti dulu ketika masih naik kendaraan umum. Selain itu dia dapat tiba di kantor dan kembali ke rumah lebih cepat, juga menambah saudara. Berbeda-beda kantor, agama, suku, dan latar belakang lainnya lebur dalam satu perjalanan berkendara setiap hari kerja sehingga kebersamaan itu sudah menjelma menjadi sebuah persaudaraan.

“Terkadang kita pulang kantor makan bareng, di mobil saling berbagi snack, saling cerita dan ngasih solusi jika ada masalah, pas ada yang terkena musibah kita tengok. Sudah seperti saudara, “ tutur As.

Tam sendiri tidak mematok harga bagi penumpangnya. Hanya saja, As dan teman-teman pelanggan lainnya sepakat untuk memberikan uang ‘sharing simbiosis mutualisme’ tiap orang minimal sebesar biaya tol untuk tiap kali perjalanan.

Tam dan As hanya sebagian dari banyak cerita berbagi solusi transportasi. Kemacetan di kota-kota besar yang belum didukung sarana transportasi umum yang memadai melahirkan ide untuk menggabungkan beberapa pengendara dengan rute sama dalam satu kendaraan. Komunitas nebeng salah satunya. Dalam komunitas ini dikenal istilah pemberi tebengan atau orang yang menawarkan kendaraan dan penebeng atau orang yang menumpang kendaraan. Komunitas senada yang belakangan muncul dengan berbagai varian hadir membantu mediasi antar pengendara maupun antara pengendara dengan calon penumpang. Tidak hanya menjadi ajang berbagi tumpangan semata, komunitas ini dimaksudkan untuk membantu mengurangi volume kendaraan, mengurangi kemacetan, mengurangi polusi, menghemat konsumsi BBM secara nasional, serta dapat menggairahkan perekonomian nasional dari ongkos BBM yang berhasil dihemat.

Berbagai wadah komunikasi antara pemberi tebengan dan penebeng telah hadir melalui website, facebook, milis, maupun twitter sebagai media interaksi  sekaligus sebagai wadah untuk membantu masalah keamanan nebeng. Sebagai contoh, www.nebeng.com merupakan laman yang memberikan informasi seputar berbagi kendaraan (nebeng) yang memudahkan untuk mencari informasi pemberi tebengan, mencari penebeng, serta berbagi pengalaman nebeng. Komunitas nebengers melalui laman www.nebengers.com mengunggulkan slogan “Menjalin persahabatan sembari mengurai macet” banyak mengunggulkan interaksi melalui akun twitter @nebengers. Apapun medianya , semuanya bertujuan sama sebagai alternatif solusi transportasi.

Tentunya maraknya informasi melalui sejumlah media tidak serta merta menggugah kesadaran masyarakat untuk berbagi tumpangan. Faktor tingkat keamanan dan resiko terkadang menjadi penghambat. Berikut beberapa tips mudah dan aman bagi pemberi tebengan maupun penebeng :

  1. Niatkan untuk tujuan yang mulia dan bermanfaat.
  2. Manfaatkan media yang memberikan informasi seputar nebeng. Maksimalkan media tersebut untuk melakukan verifikasi calon pemberi tebengan maupun calon penebeng.
  3. Jika informasi mengenai nebeng didapatkan dari suatu media, informasikan rencana nebeng Anda ke media tersebut. Misalnya cc akun twitter.
  4. Buatlah janji bertemu antara pemberi tebengan dan penebeng dengan memperhatikan jam keberangkatan berikut titik kumpul agar Anda bisa tiba tepat waktu dan tidak saling menunggu.
  5. Usahakan titik kumpul merupakan tempat yang strategis dengan penerangan yang cukup.
  6. Pastikan rute perjalanan Anda sejalan dengan pemberi tebengan ataupun penebeng.
  7. Jika Anda penebeng baru, sampaikan rencana nebeng Anda kepada keluarga atau teman dengan memberikan plat nomor mobil dan atau nomor telepon pemberi tebengan.
  8. Berpakaianlah dengan sopan agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
  9. Lakukan komunikasi dua arah antara pemberi tebengan dan penebeng selama dalam perjalanan untuk mengetahui identitas sekaligus menambah kenalan.
  10. Awali perjalanan dengan doa, selalu berpikir positif, dan tetap waspada.

Budaya nebeng sebagai salah satu alternatif solusi transportasi.  Sudahkah Anda menjadi bagiannya?

zebra'sfamily

zebra’sfamily

*****Huaaaaa…kangen keluarga Zebra…Salam nebengers*****


Dulu…menyaksikan orang datang dari kota ini kelihatannya keren..
Dulu…melihat dari layar kaca gedung-gedung di kota ini kelihatannya gagah..
Dulu…berkunjung ke kota ini rasanya hebat..
Hingga akhirnya seleksi alam membawa saya menjadi bagian dari kota ini dengan segala berita kemegahan yang kini terkalahkan dengan berita kemacetan,kesenjangan,kejahatan…
Hampir sembilan tahun..
Bukan waktu yang singkat untuk sebuah keputusan bertahan..
Satu usia bersama bayi kecil anak tetangga saat itu yang kini telah menjelma menjadi bocah berbalut merah putih..
Banyak yang datang lagi..
Banyak pula yang memilih pergi..
Banyak yang tinggal dengan keikhlasan..
Banyak pula yang memaksa tinggal dengan keluhan bahkan makian..
Sah2 saja itu semua..
Karena kadang2 tempat tinggal juga perkara jodoh kita..
Apakah kita berjodoh dengan kota A lalu jatuh cinta..
Atau berjodoh dengan kota B meski tak suka..
Entahlah..
Mungkin lebih mudah bagi saya menjadikannya tempat belajar..
Sekolah..
Yang menambah daftar sahabat di hati saya..
Yang menambah ilmu di otak saya..
Yang menambah manfaat meski kadang susah..
Yang membebaskan saya untuk tinggal,pulang ke rumah,atau beralih hijrah..

catatan macet tol Jorr 2011